Argo si Bocah Cilik

Teman-teman ini ada suatu kisah motivasi yang bagus banget. Mungkin ini akan jadi suatu kisah dan info yang berharga sekali. Dalam cerita tersebut mengisahkan bagaimana orang yang bisa sukses itu dimulai dari mimpi lalu tekad dan terakhir usaha dan kerja keras. Namun sering kali orang dan temen di sekeliling kita itu dalam tahap pertama yaitu bermimpi, banyak sekali yang menghalangi kita untuk bermimpi dan banyak pula yang mengambil mimpi-mimpi kita. Kita simak yuk cerita berikut



Si Argo mendapat tugas dari gurunya mengenai membuat cerita mengenai mimpi-mimpinya, dan saat dirumah si Argo membuat cerita mengenai mimpi-mimpinya itu. Karena ayahnya seorang pelatih kuda miskin yang keluarganya itu sangat kekurangan, si Argo terobsesi dan memiliki mimpi bahwa dia bila sudah besar nanti memiliki tempat pelatihan kuda yang memiliki luas sebesar 400 hektar dan rumah sebesar 400 meter persegi. Pokoknya dalam karangannya tadi dia membicarakan mengenai impiannya membuat sebuah pelatihan kuda yang sangat besar, tanpa terasa karangannya tadi menghabiskan 7 helai kertas. Paginya ia pun langsung mengumpulkan tugasnya tersebut.
Setelah 1 minggu berlalu dan akhirnya tugas tersebut dibagikan dan diberikan nilai, tapi betapa kagetnya Argo karena karangannya mendapatkan nilai F dan di tulisi sama gurunya “setelah jam pelajaran temui saya di kantor”. Saat di kantor argo dimarahi habis-habisan oleh gurunya, karena karangannya tidak masuk akal dan tidak akan tercapai. “Argo kamu itu sudah gila, kamu itu hanya anak seorang pelatih kuda miskin, dan tak mungkin kamu akan membangun pelatihan kuda sebesar 400 hektar” kata si guru.”Kamu saya beri waktu 1 minggu untuk mengganti karangan tersebut dan nilaimu bisa saya ganti bila kamu mengarang karangan yang lebih logis dan masuk akal” kata guru itu lagi. Akhirnya si Argo pulang kerumah dengan hati yang sedikit kesal.
Lalu setelah Argo pulang ke rumah, ia bertanya pada ayahnya. “Ayah saya memiliki mimpi mengenai membangun pelatihan kuda seluas 400 hektar, tapi kata guru saya mimpi itu tidak akan pernah tercapai dan hanyalah omong kosong belaka karena saya hanyalah anak seorang yang miskin, lalu saya disuruh mengganti mimpi saya itu menjadi mimpi yang lain yang sesuai dan masuk akal” kata si Argo.”Nak mimpimu adalah masa depanmu, jadi terserah kamu mau menggantinya atau tidak” jawab ayah si Argo dengan bijaksana dan sabar. “Baiklah ayah terima kasih atas pendapatmu” kata si Argo.
Setelah di sekolah pun si Argo tetap membawa karangannya yang dulu yang bercerita tentang pelatihan kuda dan peternakan kuda seluas 400 hektar dan dikumpulkan lagi kepada gurunya, namun ada tulisannya: biarkanlah nilai F tetap terpajang menjadi nilaiku namun inilah impianku tidak akan pernah bisa tergantikan dengan impian yang lainnya.
Setelah dua puluh tahun berlalu si Argo akhirnya beranjak dewasa dan dia akhirnya bisa menggapai mimpinya yang mempunyai peternakan kuda dan memiliki pelatihan kuda sebesar 400 hektar dan rumah sebesar 400 meter persegi. Saat gurunya datang ke tempat pelatihan kudanya dan bertemu dengan Argo ia berkata “kamu hebat nak, maafkan aku bila dulu telah melarangmu bermimpi seperti ini aku salut padamu aku hanyalah seorang guru yang hanya bisa merenggut mimpi2 anak sepertimu” kata si guru pada Argo.
Dalam cerita tersebut jelas sudah bagaimana mimpi merupakan inspirasi untuk bisa maju lebih ke depan. Kita tinggal memilih menjadi seperti Argo si pemimpi yang berusaha mengejar mimpi atau guru yang suka merenggut mimpi seseorang.

Entri Populer